Skip to main content

Behind the Scene Kompetisi Roblox Coding Gaza



"Yaudah daftar aja dulu, ntar Gaza usahain." Begitu dia jawab pas dikasitau ada #KompetisiCodingRoblox sama sekolah.

Saya memastikan soalnya pihak sekolah baru ngasi tau H-1 deadline.

Gak nyalahin juga sih, mungkin sekolah telat dapet info. Atau sengaja nunggu siswa selesai PAS dulu biar konsentrasi gak terbagi.

Pas dibaca ulang, "Lah Bang, ini mah lomba #CodingRoblox bukan #Scratch atau #Tynker . Kamu kan belum pernah belajar."

"Tapi Gaza bisa insya Allah."

"Serius? Siapa yang ngajarin?"

"Belajar sendiri."

Ya Allah nih anak, jiwa emaknya banget ngulik2 dan gimana entar, modal bismillah campur nekat.

Project #RoroJonggrang pun jadi, entah gimana caranya, pokoknya sehari dia bilang selesai. Saya liat dia ngotak-atik script #coding aja udah pusing. Mending nulis buku kayanya. Mainan anak jaman now sungguh nggak masuk otak makemak sederhana macem saya.

Kami pun bayar pendaftaran dan submit. Hasilnya gimana Allah aja.

Semalam dapat kabar dia masuk Final 7 besar dan harus dtg ke BSD utk presentasi. Bingung lagi lah saya, soalnya bentrok sama bagi rapor si nomor dua. Tapi emang udah jalan-Nya kali, urusan ini dipermudah Allah. Bagi rapor bs dimajuin.

Dan inilah hasilnya, Juara 3 #KompetisiRobloxCoding by @codero_official

Barakallah Abang, terimakasih, Bunda bangga.

Makasih ya Allah, hadiah tutup tahun yg sungguh manis setelah beragam ujian menempa belakangan ini.

Grateful Mom
Pritha Khalida 🌷

#Latepost 17 Desember

Comments

Popular posts from this blog

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?

Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan dan Solusi Membatasinya

Source pic dari sini Belakangan rasanya pilek begitu mudah menyerang. Atau sekalinya kena, eh kok bertahan lama? Cek antigen, alhamdulillah negatif. Source pic dari sini Gatal-gatal, biang keringat, bisul sampai bintitan, tumben-tumbenan menghinggapi anak-anak. Padahal sebelumnya nggak pernah. Mandi, seperti biasa dua kali sehari. Pakai sabun anti bakteri pula. Cuaca panas ekstrim memicu migrain. Dingin ekxtrim, eh jadi kaligata / biduren. Biasanya nggak begini. Badan mendadak ringkih. Relate dengan beberapa penyakit di atas? Saya dan keluarga mengalaminya. Belakangan rasanya badan jadi ringkih. Di antara kami ada yang jadi gampang batuk/pilek, kulitnya mendadak sensitif, acapkali terkena migrain dan penyakit lainnya. Ada apa sih? Apa pengaruh kurang kena udara segar, akibat terlalu lama di rumah aja sepanjang pandemi? NO! Ternyata bukan itu jawabannya. Nggak bisa dipungkiri bahwa 'diperam' di rumah dalam waktu lama memicu stress. Di mana stress ini bisa mengakibatkan imu

Puluhan Hari Penuh Kenangan di SEMAI (Sedekah Makanan Indonesia)

Seburuk apapun situasi dan kondisi yang menghampiri, yakinlah akan ada hikmah tersembunyi di baliknya, hanya Allah yang tahu, sampai Dia mengizinkan kita untuk ikut mengetahuinya . Kapankah itu? Saat hati kita terbuka dan menyediakan ruang, untuk sang hikmah bertahta. Kisah ini dimulai pada Maret 2020, saat pandemi diketahui baru mendarat di negeri tercinta. Saya waktu itu sedang dipusingkan dengan mengajar anak-anak yang mendadak menjalani sekolah online. Subhanallah, jadi guru dadakan buat anak-anak sepanjang hari bukanlah hal yang mudah. Padahal saya terbiasa membantu mereka membuat pe-er atau menyimak murojaah. Tapi itu berjeda, nggak macam sekolah online, seharian!  Bukan cuma dibikin pening dengan mengajar anak-anak, di sisi lain saya juga harus beradaptasi dengan rumah tanpa ART, yang mendadak resign beberapa pekan sebelumnya. Menjalani beragam aktivitas diiringi paranoid karena pasien covid kedua di Indonesia saat itu, tinggal hanya berjarak 300 meter dari rumah kami. Tepatnya