Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2023

Antara Aku dan Ummanya Nussa Rarra

Pernah nggak ngerasa jadi ibu yang nggak berperikeanakan, saking seringnya ngomel atas ulah anak? Lantas insecure (bahkan d3ngki sama Ummanya Nussa Rarra yang super lembut dan sabar? Tenang, Bestie! Kalian gak sendiri, saya temenin. Kita nggak perlu selalu jadi ibu yang baik lemah lembut super sabar kaya Ummanya Nussa Rarra, kok, kalo dirasa sulit. Gapapa sesekali marah, ngomel, ngegerundel atau apalah istilahnya. Yang penting, udahnya minta maaf. Tanya perasaan anak, "Kamu kesel ya diomelin? Maaf ya, tadi Bunda kelepasan saking jengkel. Janjian yuk, untuk gak ngulang lagi. Kamu gak ngulang perkara yang sama, Bunda gak ngulang marah kaya singa." Selesai di situ? Belum tentu. Adakalanya Allah mengulang ujian yang sama. Anak melakukan kesalahan serupa. Cuma buat tau, kita akan marah dengan cara serupa atau lebih sabar? Selain untuk kesehatan fisik dan mental, juga ngajarin anak secara gak langsung, bahwa kita udah jauh lebih tangguh. Bahwa marah bukan satu-satunya j

Hati-hati dengan Mak siat, Meski Amal Sangat Berat

"Bun, katanya ada artis luar negeri yang konser ya?" Seorang anak bertanya pada ibunya. "Kata siapa?" "Temen." "Ada, cewek yang kalo nyanyi cuma pake handuk doang itu." Kakaknya menjawab. "Emang gak punya baju?" "Ya itu, bajunya sepanjang handuk kita, masih dirobek lagi." "Astaghfirullah, kan aurat." "Dia kan bukan Islam." "Oh, jadi yang nonton juga bukan orang Islam?" "Eh yang nonton mah macem-macem. Orang Islam juga banyak." "Perempuan smua yang nonton?" "Ya gak lah, campur." "Laki-laki muslim nonton perempuan nyanyi joget keliatan aurat?" "Enggak, merem. Ya nonton lah." "Haah? Kan doosaaa." "Masya Allah, Alhamdulillah ya kalian udah paham kalau itu dosa. Lihat aurat hukumnya ha ram. Jadi ya dosa." Lega hati sang ibu mendengar obrolan kedua anak lelakinya. "Masuk ne ra ka?" "Kalau belum sempat taubat

Meminta Syarat Peluk C1um Pada Anak, Efeknya Berbahaya, Benarkah?

Beberapa hari lalu sempat ramai yang share video belajar parenting, saya lupa nama maupun akunnya. Intinya, beliau memberi warning agar kita sebagai orangtua Stop meminta syarat peluk-c1um pada anak saat akan memberi sesuatu pada mereka. "Mau pinjam HP? Sun dulu, dong!" "Mau susu? Peluk dong." Ya semacam itulah, gak boleh. Karena dikhawatirkan kelak anak akan dengan mudah memberikan itu pada orang lain saat dewasa nanti, jika mengharapkan sesuatu. Bukan tidak mungkin, bahkan s*x pun akan diberikan jika dijadikan syarat. Karena tertanam dalam dirinya bahwa itu sebagai 'alat pembayaran'. Wow, serem amat! Saya mikir, apakah seerat itu kaitannya? Bahwa anak yang terbiasa dikasih 'syarat' seperti di atas oleh orangtuanya, akan tumbuh jadi pemuda/i yang permisif memberikan segalanya saat ia dewasa? Ah rasanya alur logikanya terlalu jauh. Bukankah anak-anak, tak perlu tunggu dewasa, sudah mampu membedakan orangtuanya dengan orang lain? Kalau kit

Dialog Iman dengan Anak tentang Puasa Sunah

"Bunda puasa apa? Ini kan selasa?" tanya si sulung sambil menyiapkan minum untuk saya jelang maghrib kemarin. "Ayyamul Bidh, Bang. Puasa tiga hari setiap tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan penanggalan Hijriyah." "Buat apa?" "Pahala puasa ini kaya puasa 10 hari, Bang. Bayangkan kalau rutin tiap bulan 3 hari, jadi pahalanya kaya sebulan. Kalau full 12 bulan, artinya kita kaya puasa setahun penuh. Masya Allah." "Tiap bulan Bunda puasa?" "Enggak, adakalanya lagi mens, sakit atau safar. Tapi insya Allah selalu mengusahakan." "Kalau cuma bisa sehari atau dua hari, boleh?" "Diniatkannya ya 3 hari dulu, kalau ternyata besok atau lusanya berhalangan, ya udah gak papa. Atau kalau lupa dan baru ingat di hari kedua atau ketiga, ya puasa aja." "Kalau Bunda nggak kelewat puasa Ayyamul Bidh nya, berarti Bunda gak punya dosa, dong? Kan dosanya dihapus terus sama Allah?" Kali ini giliran si nomor dua y

Apakah Semua Orang Tua Harus Belajar?

"Teh, apakah semua orangtua harus belajar #parenting ?" Suatu hari seseorang bertanya pada saya. "Bagusnya sih enggak, kan Allah sudah install kemampuan pengasuhan pada setiap orangtua yang dijamin sangat sesuai dengan karakter dan kemampuan orangtua serta anaknya. Tapi kan nggak semua orang mampu menggali apa yang ada dalam dirinya. Kemampuan atau bakat yang tampak sederhana saja tak jarang baru kita ketahui saat orang lain yang bilang." Misalnya, orang yang kalo dandan bisa cantik banget padahal tipis, boleh jadi dia berbakat jadi MUA. Atau orang yang tiap arisan nyumbang masakan yang enak, mana tau kalau dikembangkan bisa buka resto yang laris manis? Termasuk #parenting Orang kadang udah keder duluan dengan beragam tantangan mendidik dan mengasuh anak di zaman yang berbeda dengan dirinya dulu ketika kecil. Apalagi kalau type anaknya yang masya Allah banyak nego, bukan type penurut manis kalem kaya di iklan-iklan. Yang ada stres duluan dan marah-marah.

Pilih Pahala atau Dosa Jariyah?

Cukup sering saya butuh waktu lama untuk membaca satu buku. Bukan karena nggak bisa baca cepet, tapi biasanya karena ada bagian-bagian dalam buku tersebut yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, direnungkan dan dipelajari untuk bisa diamalkan. Buku terbaru yang membuat saya bersikap demikian adalah 'Risalah Tobat'-nya Dr. Syarikh Yusuf Qardhawi Rahimahullah. Setelah sebelumnya membahas tobat dari dosa bagi orang yang menyembunyikan kebenaran, seperti digambarkan dalam ayat berikut, "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [QS.

Feels Like Home

Kemarin saya hadir di acara Kopdar dan Talkshow #WriterpreneurClub nya Mami @deka66 di Tebet. Nyaris nggak bisa digambarkan perasaan sepanjang berada di sana. Feels like home. Menulis sudah seperti separuh jiwa. Sejak kecil saat mulai kecanduan baca #MajalahBobo dan buku-buku karya #EnidBlyton, saya menancapkan cita-cita jadi #Penulis Alhamdulillah Mamam Mendukung dengan membelikan banyak buku bacaan, karena kata Mamam, kalau mau jadi penulis, mesti banyak baca, biar isi tulisannya kaya. Maka saya memutuskan melakukannya serius sejak SMP. Terharu banget saat #Opini saya dimuat di mading sekolah dengan bayaran 3 ribu perak. Uangnya saya plastikin, taro di lemari buat kenang-kenangan. Dari situ saya mulai mencoba kirim tulisan ke majalah. Ada yang dimuat, meski seringnya sih 'kembali ke alamat pengirim'. Di kampus saya masuk senat, jadi ketua Mading & Buletin #PsychologyPost @universitaskristenmaranatha bareng sahabat tercinta @sy.dina Wah panjang lah ceritanya ka

Nikmati Hari Ini, Sebelum Berganti Nanti

Sempat heran, kalo suami bepergian, anak-anak gak ada yang pengen ikut. Paling bilang mo ikut, tapi bisa dikasih pengertian dan akhirnya ikhlas milih di rumah sama ibunya. Tapi kalo saya mau pergi ... mau me time nih ceritanyaa "Ade ikut Bundaa!" "Aa jugaa!" Dibujuk ... Dijanjiin diganti sama pergi kemana bareng ayahnya ... Dihibur ... Berhasil? Rontok satu, tinggal si nomor dua yang tetap meluk dan mau ikut. "Hmm, mandi sana. Langsung sarapan!" "Oghey!" And here we are, tuut tuut tuut 🚊 Gak jadi me time, Bestie. Adakalanya iri sama temen-temen yang bisa bepergian keluar kota bahkan keluar negeri tanpa anak-anak plus tanpa drama. Lah kenapa saya ke minimarket aja ditangisin? Tapi lantas tersadar bahwa peran setiap orang itu beda, udah digariskan sm Allah. Anak-anak yang tangguh ditinggal, boleh jadi memiliki orangtua yang dibutuhkan perannya di masyarakat. Atau yg memiliki pengalaman tak menyenangkan dengan selalu dalam rumah, sehing

Fenomena Lelaki 'K3rdil' dan Perempuan 'Perkasa'

Beberapa waktu lalu saya semoat lihat satu video yang mewawancara 3  orang lelaki. Pertanyaannya sama, "Mau punya isteri kerja apa gak?" Yang pertama, malu-malu menjawab, "Ya kalo bisa sih kerja, bantu-bantu suami lah cari nafkah." Lelaki kedua bikin saya mengernyitkan dahi, "Kerja lah, minimal gajinya 5 jt! Apa-apa sekarang mahal." Dan lelaki ketiga, "Kerja dong, paling gak gaji 10 jt lah. Gue di rumah aja nganter dia kerja, ngerokok, ngurusin burung, ntar jemput lagi." Berasa pengen nim puk, tapi takut dosa. Astaghfirullahaladzim... Dua hari kemarin, liat IG Ustadz Bendri, topiknya tentang laki-laki dewasa (suami) yang tidak mampu bertanggungjawab khususnya perkara nafkah. Sehingga isteri lah yang harus pontang-panting memenuhi kebutuhan keluarga. Hari ini, satu berita viral dari tokoh politik, cerita sepihak mantan isteri yang sibuk mencukupi kebutuhan keluarga. Seolah kaya gong yang memekakkan telinga, Ada apa dengan sebagian lela