Skip to main content

Posts

Ngobrol bareng Maba Psikologi Gunadarma

Berasa muda belia lagi gak sih ketemu para maba kinyis-kinyis begini? Hahaha, syukur keburu sadar, kalo saya mungkin banget seumuran mama-mama mereka. Ini smua dimulai dari wa Mba Prihatiningsih Mb 1-2 pekan yang lalu. Katanya puteri beliau sama teman-temannya dapet tugas kuliah, nyari narsum untuk diwawancarai. Syaratnya, lulusan Psikologi yang sekarang berkecimpung di bidang tersebut. "Mba Pritha, berkenan ya jadi narsum dan berbagi pengalaman sama mereka?" Hmm, bukan perkara berkenan atau nggak, tapi layak gak sih? Itu poinnya. Iya saya Certified untuk parenting khususnya ranah Pendidikan Aqil Baligh, Remagogi dan Fitrah Based Life-Education. Pernah nulis satu buku parenting, beberapa kali juga diminta jadi pembicara seputar topik tersebut. Cuma maksudnya kan masih banyak gitu lho mereka yang memang Psikolog, HRD dan profesi lainnya yang Psikologi banget plus pastinya magister. Tapi karena dibilang untuk sekadar cerita kenapa dulu ambil Psikologi, impact-nya un...
Recent posts

Sharing Parenting : Jangan Jadi Ibu Biasa

Jangan Jadi Ibu Biasa  Kemarin saya diundang untuk sharing parenting sama salah satu majelis taklim di Cibinong, Bogor. Temanya diminta yang bisa menyemangati ibu-ibu untuk senantiasa semangat menuntut ilmu. Bismillah, saya memulainya dengan bertanya apa motivasi ibu-ibu datang ke kajian pagi itu? Rata-rata mereka menjawab untuk belajar, nambah ilmu, tau tentang parenting dan semacamnya. Yes ok, saya tambahkan untuk selalu meluruskan niat, smua karena Allah. Allah yang ngasih amanah keluarga, maka kita belajar supaya Allah tambahkan ilmu dan ridha. Perbedaan Ibu Biasa VS Luar Biasa Dalam aktivitas, ibu biasa dengan yang luar biasa sama-sama nyapu, masak, mencuci, antar jemput anak sekolah. Bedanya, ibu biasa akan mengerjakan itu semua secara otomatis kaya robot. Karena menganggap itu kewajiban, hal yang mau gak mau, suka gak suka, harus dilakukan. Tapi Ibu Luar Biasa, nggak gitu. Sama-sama bersenjatakan sapu, sutil, kompor, hanger baju, tapi selalu memulai semuanya deng...

Anak Lebay berasal dari Ortu yang Abai

Anak Lebay berasal dari Ortu yang Abai Anak saya cerita, di sekolahnya ada siswa yang suka bohong. Jadi dia ngadu ke guru udah diperlakukan gak baik sama temennya secara berlebihan.  Misal ada temennya yang bete sama dia dan bilang, "Rese lu!" Dia akan bilang ke gurunya kalau dia abis dikatain kasar sama temennya. Atau lain waktu ada yang dorong dia ke tembok karena kesal, anak itu akan ngadu kalau dia dice-kek. Beberapa temen udah kesel karena aduan dia, karena pada auto ditegur guru kan. Sampai suatu waktu yg berkasus adalah temen si sulung yang anaknya lucu-lucu ngeselin. Gimana ya gambarinnya. Laki-laki 14-15th, mukanya tuh lucu, bulet. Ekspresif. Tapi kalo bete kaya orang ngajak berantem katanya. Pdhl anaknya ya biasa aja. Teman sekelas udah paham. Si anak 'lebay' ini ngadu lah sama guru, dibeginiin bla bla bla. Intinya udah kaya percobaan pembu-nuhan. Apesnya dia, saksinya banyak. Mereka bilang kalau si anak itu 'cuma' disikut. Entah gimana a...

Resesi

  Kemarin saya silaturahim ke kantor salah satu mitra developer Khadeeja Property di Depok. Berdua aja sama anak gadis, saya putuskan naik KRL dan ojek. Turun di Stasiun Pondok Cina. Rasanya baru kali ini deh saya turun di situ. Beberapa kali ke Depok, kalau nggak Stasiun Depok Baru, Depok Lama ya UI.  Orang yang terbiasa stay di sekitaran stasiun pasti jeli ngeliat kalo tatapan saya waspada bangetvliat kanan-kiri, khas orang baru. Kayanya seperti inilah tatapan seorang driver ojol yang mangkal di dekat stasiun. Saat saya jalan ke pangkalan ojol, karena seperti biasa nggak boleh naik tepat di stasiunnya, seorang driver berseragam hijau menghampiri. "Ummi, sudah dapat ojek?" Sopan ia bertanya. "Belum, baru mau pesan." "Sama saya aja ya, Ummi?" "Oh boleh, bisa langsung di-pick di aplikasi ya?" "Enggak Ummi, gak usah pake aplikasi. Coba klik di situ aja alamatnya, nanti ngikut situ ongkosnya." Alarm saya mulai bunyi, be careful, gak ada bu...

Gadget, Sahabat atau Musuh bagi Fitrah untuk Bertumbuh

  Bisa membersamai guru itu rezeki tak terkira. Tahun lalu, saya mengenal Bunda Roro. Eh, bukan, kenal mah udah lama, beberapa kali nonton videonya bersama sang suami, Ustadz Harry Santosa allahuyarham. Tahun lalu itu saat akhirnya saya memutuskan ikut kuliah #fitrahbasededucation dan #fitrahbasedlife selama 3 bulan (akhirnya sih extend karena berbarengan dengan Ramadhan) Kuliah yang mensyaratkan kehadiran 90% kalau mau dapat sertifikat, maka saya pun jadi rajin. Ya bukan karena sertifikat amat sih, sayang aja gak sih udah bayar, belajar, tapi disia-siakan dengan nggak serius? Saya pengen bisa menyerap ilmunya, biar bisa dipraktekin ke diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Faktanya, belajar #fitrah memang sulit menemukan kata akhir.  To know God (Ma'rifatullah) To do Good (Good life) And to Accept the True Knowledge (Ilmu - Kitabullah) Ilmu yang harus terus dipelajari dan diperbaharui sampai akhir hayat. Sore tadi saya berkesempatan membersamai Bunda Roro sebagai Host di sala...

Perjalanan Rahasia

"Ada yang mau ikut Bunda?" "Kemana?"  "Enggak tau. Ikut aja. Tapi syaratnya gak boleh protes. Mau dekat atau jauh, mau naik angkot, ojek atau jalan kaki. Mau jajan atau nggak." "Lama gak?" "Gak tau." "Aneh banget." Anak-anak saling pandang, seolah bertanya satu sama lain. "Gaza di rumah aja ah." Si sulung yang memang mulai gak ngikut kesana sini, memutuskan duluan. Tinggal dua anak saling liat. "Yang gak ikut, kalau dapat cerita seneng, jangan iri ya." Si sulung ngangguk, "Iya gakan." "Yang ikut, kalau gak seru, jangan komplain atau nyesel juga." Hening sesaat ... "Bilal ikut deh." "Ade juga." Dan, kesini lah kami, alhamdulillah 🥰 Dan kesinilah kami 🥰 alhamdulillah  

Berhenti Menyalahkan Gen-Z, Lakukan Perbaikan

Viral video yang menyatakan para pengusaha ogah, bahkan trauma menerima #GenZ bekerja di perusahaannya. Alasannya, Gen-Z ini generasi yang attitude-nya negatif : 1. Lebay 2. Tidak Realistis baik dalam bekerja maupun menetapkan dan mencapai target 3. Tidak mau disalahkan 4. Merasa jadi semacam 'pusat dunia', kalau ada masalah orang lain yang salah/toxic  5. Mudah putus asa, daya juang rendah Really? Pertama-tama mari samakan persepsi. Berdasarkan data BPS, Gen-Z adalah generasi yang lahir sekitar 1997-2012. Sumber lain ada yg menyatakan lbh awal 1 tahun. Tapi ya udahlah anggap aja pertengahan era 90an sampai akhir 2010. Lahir di era pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat mereka memiliki karakteristik unik, seperti keterampilan digital yang kuat, kreativitas, serta keinginan untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada masyarakat. Keren kan? Tapi bagai dua sisi mata uang, kelebihan selalu disertai dengan kekurangan. Karena tumbuh dengan segala kemudahan teknologi, yang ap...