Skip to main content

Periksa Hatimu, Nak!

Gaza, Bilal, Nailah..

Izinkan Bunda berbagi sedikit nasehat pada kalian malam ini. Sedikit saja, agar mudah kalian ingat dan sulit dilupakan kembali.

Jika suatu saat kalian dilanda galau, marah, sedih, kesal, sakit hati dan beragam emosi negatif lainnya, nak... Maka diamlah sejenak. Tarik nafas panjang lalu hembuskan. Ulangi 10x. Selanjutnya istighfar. Hmm, berapa kali ya? Semampunya kalian lah, yang sekiranya dirasa bahwa permohonan ampun itu sudah sampai ke langit.

Lalu apa lagi? Berwudhu dan ambil Qur'an, nak. Baca, halaman berapa saja dan lihat artinya. insyaaAllah akan menunjukkan jalan keluar atau penghiburan atas segala masalah kalian. Atau bagus jika nanti kalian ikut ODOJ (mengaji One Day One Juz--ini heits sekali jaman Bunda, semoga tetap berjaya di masa kalian besar kelak). Nah, mengaji lah lebih dari 1juz perhari. Nggak ngerti artinya? Nggak masalah, dengan membacanya saja sudah bisa membersihkan hati kalian. Syukur2 laah kalian memiliki kecerdasan bahasa yg baik, pelajari sekalian bahasa Arab agar mudah memahami Qur'an.

Sudah dilakukan semuanya?

Baik, sekarang periksa hatimu, nak...
Masihkah beragam emosi negatif itu bercokol di sana dan membuatmu jadi tak enak makan tak nyenyak tidur atau sampai ingin menelan tiang listrik? Jika kalian melakukannya dengan benar, insyaaAllah tak akan.

Lalu kalau masih, bagaimana? Ulangi langkah tadi dari awal.

Masih tak tenang juga??

Periksa hatimu, nak...
Manatau terlampau banyak maksiat yang kau perbuat hingga segumpal daging dalam dirimu itu demikian kotornya. Sampai tak sanggup membuang emosi negatif yang bercokol.

Shalat taubat lah...

Semoga kalian tidak pernah sampai di titik tersebut.

Selalu ingat Allah kapan dan di manapun ya permata hati Bunda.

Dari Bunda yang penuh syukur diizinkan Allah memenjadi ibu dari kalian bertiga

Love you as always

Comments

Popular posts from this blog

Berhenti Menyalahkan Gen-Z, Lakukan Perbaikan

Viral video yang menyatakan para pengusaha ogah, bahkan trauma menerima #GenZ bekerja di perusahaannya. Alasannya, Gen-Z ini generasi yang attitude-nya negatif : 1. Lebay 2. Tidak Realistis baik dalam bekerja maupun menetapkan dan mencapai target 3. Tidak mau disalahkan 4. Merasa jadi semacam 'pusat dunia', kalau ada masalah orang lain yang salah/toxic  5. Mudah putus asa, daya juang rendah Really? Pertama-tama mari samakan persepsi. Berdasarkan data BPS, Gen-Z adalah generasi yang lahir sekitar 1997-2012. Sumber lain ada yg menyatakan lbh awal 1 tahun. Tapi ya udahlah anggap aja pertengahan era 90an sampai akhir 2010. Lahir di era pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat mereka memiliki karakteristik unik, seperti keterampilan digital yang kuat, kreativitas, serta keinginan untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada masyarakat. Keren kan? Tapi bagai dua sisi mata uang, kelebihan selalu disertai dengan kekurangan. Karena tumbuh dengan segala kemudahan teknologi, yang ap...

Resesi

  Kemarin saya silaturahim ke kantor salah satu mitra developer Khadeeja Property di Depok. Berdua aja sama anak gadis, saya putuskan naik KRL dan ojek. Turun di Stasiun Pondok Cina. Rasanya baru kali ini deh saya turun di situ. Beberapa kali ke Depok, kalau nggak Stasiun Depok Baru, Depok Lama ya UI.  Orang yang terbiasa stay di sekitaran stasiun pasti jeli ngeliat kalo tatapan saya waspada bangetvliat kanan-kiri, khas orang baru. Kayanya seperti inilah tatapan seorang driver ojol yang mangkal di dekat stasiun. Saat saya jalan ke pangkalan ojol, karena seperti biasa nggak boleh naik tepat di stasiunnya, seorang driver berseragam hijau menghampiri. "Ummi, sudah dapat ojek?" Sopan ia bertanya. "Belum, baru mau pesan." "Sama saya aja ya, Ummi?" "Oh boleh, bisa langsung di-pick di aplikasi ya?" "Enggak Ummi, gak usah pake aplikasi. Coba klik di situ aja alamatnya, nanti ngikut situ ongkosnya." Alarm saya mulai bunyi, be careful, gak ada bu...

Gadget, Sahabat atau Musuh bagi Fitrah untuk Bertumbuh

  Bisa membersamai guru itu rezeki tak terkira. Tahun lalu, saya mengenal Bunda Roro. Eh, bukan, kenal mah udah lama, beberapa kali nonton videonya bersama sang suami, Ustadz Harry Santosa allahuyarham. Tahun lalu itu saat akhirnya saya memutuskan ikut kuliah #fitrahbasededucation dan #fitrahbasedlife selama 3 bulan (akhirnya sih extend karena berbarengan dengan Ramadhan) Kuliah yang mensyaratkan kehadiran 90% kalau mau dapat sertifikat, maka saya pun jadi rajin. Ya bukan karena sertifikat amat sih, sayang aja gak sih udah bayar, belajar, tapi disia-siakan dengan nggak serius? Saya pengen bisa menyerap ilmunya, biar bisa dipraktekin ke diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Faktanya, belajar #fitrah memang sulit menemukan kata akhir.  To know God (Ma'rifatullah) To do Good (Good life) And to Accept the True Knowledge (Ilmu - Kitabullah) Ilmu yang harus terus dipelajari dan diperbaharui sampai akhir hayat. Sore tadi saya berkesempatan membersamai Bunda Roro sebagai Host di sala...