Skip to main content

Awas Bunda Singa Ngamuk!

Minggiiiir!

Stay away from Nailah...

Sebulan ini, kalimat tersebut sepertinya sudah akrab di telinga para bujang di rumah ini. Bukan begitu, Abang Gaza dan Aa Bilal? Mengalahkan seringnya iklan dengan bayaran mahal di televisi.

Apa sebab?
Hya apa lagi coba kalo bukan karena kalian terus-menerus godain Nailah...

Kabuuur, Bunda kaya singa!

Iyes, jawaban itu juga sudah Bunda hafal sekali termasuk intonasi dan volumenya.

Duuh Gusti Allah, ari kalian atuh kenapa meni iseng amat sama adiknya. Yang diciumin mah udah gak Bunda hitung lagi, meski ada kalanya Bunda tarik kalo kelamaan. Tapi yang dipencet jari kaki, dipaksa buka kepalan tangan dg alasan untuk posisi suit supaya jangan batu melulu, muka ditutup selimut atau lainnya yang pibahayaeun, ya jelas Bunda singa ngamuk. Grrrhhhh!!

Ya Allah, hindari aku dari penyakit darah tinggi...

Hey para bujang, kalian tau nggak kalau dulu jaman kalian bayi, emak singa aka Bunda kalian yang cantik dan baik hati serta tidak sombong ini juga akan keluar taring dan tanduk jika ada yang semena-mena sama kalian. Jadi ga usah lah komplain dengan bilang kalo Bunda parno atau sensitif. Oh please, gimana lah gak parno kalo kalian itu mukanya 'angel face' tapi di belakang tangannya mencet adiknya dg gemeshh sampe dia nangis.

Anak laki-laki mah gitu, hobi ngerjain adik perempuannya, dan akan berlangsung sampai gede,
Gitu kata netizen di FB Bunda.

OmayGod!
Bunda rasanya mau pingsan baca komen serupa ity. Kata mereka, enjoy aja. Kasitau baik-baik. Karena kalau dilarang malah makin jadi.

Oh come on.. gimana caranya ngomong baik2 saat si tayo udah jalan di atas kepala bayi lalu yang jalaninnya beralasan, bahwa kepala adiknya itu jalan tol. Huwaauaaaa!

Netizen lain mengatakan,
Wah anak zaman now ya... Saya sih dulu umur emoat atau lima udah disuruh jagain adik bayi sama ibu. Kalo ibu ada perlu, saya jagain. Ibu bilang kalau nangis, ditepuk-tepuk pelan. Saya nurut. Giliran nangisnya ga brenti2 sementara ibu belum pulang, saya ikutan nangis deh. Coba aja giyu Bu Pritha, kasih kepercayaan dan kesempatan anak laki-lakinya untuk mencoba.

Whatt?
Keliatan aja begitu. Gimana kalau enggak??

Ya Allah, kuatkan imankuuu.

Gaza, Bilal...
Please be nice to Nailah. Please, kalaupun kalian gak melakukannya atas dasar aturan baik, lakukanlaah demi keselamatan dari amukan sang Bunda singa. Pahaam anak-anak?

Okefix!

Salam jitak kalau kalian terus mengulangi,
Bunda


Comments

Popular posts from this blog

Puluhan Hari Penuh Kenangan di SEMAI (Sedekah Makanan Indonesia)

Seburuk apapun situasi dan kondisi yang menghampiri, yakinlah akan ada hikmah tersembunyi di baliknya, hanya Allah yang tahu, sampai Dia mengizinkan kita untuk ikut mengetahuinya . Kapankah itu? Saat hati kita terbuka dan menyediakan ruang, untuk sang hikmah bertahta. Kisah ini dimulai pada Maret 2020, saat pandemi diketahui baru mendarat di negeri tercinta. Saya waktu itu sedang dipusingkan dengan mengajar anak-anak yang mendadak menjalani sekolah online. Subhanallah, jadi guru dadakan buat anak-anak sepanjang hari bukanlah hal yang mudah. Padahal saya terbiasa membantu mereka membuat pe-er atau menyimak murojaah. Tapi itu berjeda, nggak macam sekolah online, seharian!  Bukan cuma dibikin pening dengan mengajar anak-anak, di sisi lain saya juga harus beradaptasi dengan rumah tanpa ART, yang mendadak resign beberapa pekan sebelumnya. Menjalani beragam aktivitas diiringi paranoid karena pasien covid kedua di Indonesia saat itu, tinggal hanya berjarak 300 meter dari rumah kami. Tepatnya

Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan dan Solusi Membatasinya

Source pic dari sini Belakangan rasanya pilek begitu mudah menyerang. Atau sekalinya kena, eh kok bertahan lama? Cek antigen, alhamdulillah negatif. Source pic dari sini Gatal-gatal, biang keringat, bisul sampai bintitan, tumben-tumbenan menghinggapi anak-anak. Padahal sebelumnya nggak pernah. Mandi, seperti biasa dua kali sehari. Pakai sabun anti bakteri pula. Cuaca panas ekstrim memicu migrain. Dingin ekxtrim, eh jadi kaligata / biduren. Biasanya nggak begini. Badan mendadak ringkih. Relate dengan beberapa penyakit di atas? Saya dan keluarga mengalaminya. Belakangan rasanya badan jadi ringkih. Di antara kami ada yang jadi gampang batuk/pilek, kulitnya mendadak sensitif, acapkali terkena migrain dan penyakit lainnya. Ada apa sih? Apa pengaruh kurang kena udara segar, akibat terlalu lama di rumah aja sepanjang pandemi? NO! Ternyata bukan itu jawabannya. Nggak bisa dipungkiri bahwa 'diperam' di rumah dalam waktu lama memicu stress. Di mana stress ini bisa mengakibatkan imu

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?