Skip to main content

Praktekkan Teknik Reframing saat Umroh


 Ngobrol sama seorang teman terkait umroh ...

"Mba, temenku gak jadi pakai #jannahfirdaus karena katanya gak bagus."

"Kata siapa?"

"Browsing, ada yang rating jelek."

"Oh.. ya setiap travel pasti ada plus minusnya lah. Mungkin ada hal yang bagi penulis rating rendah itu kurang berkenan atau kurang nyaman. Jadi dia tulis jelek. Wajar aja, sama kaya usaha lainnya, restoran, hotel, salon. Pasti ada yang puas, ada yang B aja, ada yang gak suka."

"Mba Pritha dulu kenapa pakai Jannah?"

"Diajakin Teh Kiki Barkiah sharing parenting di tanah suci. Waktunya jeda dua hari dari saat kami (saya dan suami) memutuskan untuk mulai nabung #umroh. Kami pikir, itu cara Allah ngasih jawaban. Karena kami saat itu lagi browsing sana sini. Browsing dalam kondisi awam sama sekali perkara umroh. Saat ada yang rekomen trus tau kalau ada teman dekat yang udah pernah pakai dan memuaskan, ya kenapa enggak?"

🕋🕋

Terhadap review negatif, saya nggak mau sembarangan menyalahkan kalau nggak tau persis ceritanya. Husnuzhan saja, mungkin ada yang memang dirasa olehnya nggak nyaman. Atau kondisi dirinya saat itu lagi nggak baik-baik saja, jadi segala sesuatu terasa buruk untuknya. Semacam orang PMS misalnya. Dicolek aja bisa seng-gol ba-tjok, bukan?

Dan perkara umroh, bagi saya merupakan perjalanan iman. Undangan dari Allah. Tempat yang dikunjungi, bukan semata karena saya punya uang, kaya ke tempat lain pada umumnya.

Jadi nggak berani tuh saya complain apapun saat di tanah suci. Saya lebih memilih #reframing 

Dalam Psikologi ini merupakan teknik membingkai ulang suatu peristiwa dengan sudut pandang yang lebih positif.

Semisal kalau di sana makanannya nggak cocok di lidah saya, ya mikirnya mungkin biar saya nggak memanfaatkan umroh sebagai ajang wisata kuliner.

Atau kalau hotelnya ternyata jauh bagi langkah kaki saya, ya anggap aja itu kesempatan untuk lebih banyak bergerak.

Alhamdulillah sih nggak ada satupun dari kasus di atas yang saya alami. Cuma gak bisa tidur aja, abisnya liat menara jam dari kamar hotel, bawaannya pengen diem di #masjidilharam aja. Tidur bentar, bangun, liat udah jam tahajjud belum?

Kalau tips temen saya lain lagi. Saat dia ngerasa ada yang nggak nyaman, coba liat sekelilingnya. Kalau ternyata jamaah lain baik-baik aja, dia istighfar. 

"Jangan-jangan gue aja yang pengen segala serba sempurna. Padahal bisa sampe kesini aja udah nikmat yang luar biasa," gitu katanya.

Well apapun kriteria dalam menentukan travel umroh, semoga teman-teman bisa menemukan yang terbaik ya. Saat sudah mendapatkannya, perbanyak dzikir. Meminta keridhaan Allah agar dilancarkan segala urusan di tanah suci.


Salam hangat, 

Pritha Khalida 🕋


Info Umroh dan Haji

☎️ wa.me/628179279177

Comments

Popular posts from this blog

Puluhan Hari Penuh Kenangan di SEMAI (Sedekah Makanan Indonesia)

Seburuk apapun situasi dan kondisi yang menghampiri, yakinlah akan ada hikmah tersembunyi di baliknya, hanya Allah yang tahu, sampai Dia mengizinkan kita untuk ikut mengetahuinya . Kapankah itu? Saat hati kita terbuka dan menyediakan ruang, untuk sang hikmah bertahta. Kisah ini dimulai pada Maret 2020, saat pandemi diketahui baru mendarat di negeri tercinta. Saya waktu itu sedang dipusingkan dengan mengajar anak-anak yang mendadak menjalani sekolah online. Subhanallah, jadi guru dadakan buat anak-anak sepanjang hari bukanlah hal yang mudah. Padahal saya terbiasa membantu mereka membuat pe-er atau menyimak murojaah. Tapi itu berjeda, nggak macam sekolah online, seharian!  Bukan cuma dibikin pening dengan mengajar anak-anak, di sisi lain saya juga harus beradaptasi dengan rumah tanpa ART, yang mendadak resign beberapa pekan sebelumnya. Menjalani beragam aktivitas diiringi paranoid karena pasien covid kedua di Indonesia saat itu, tinggal hanya berjarak 300 meter dari rumah kami. Tepatnya

Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan dan Solusi Membatasinya

Source pic dari sini Belakangan rasanya pilek begitu mudah menyerang. Atau sekalinya kena, eh kok bertahan lama? Cek antigen, alhamdulillah negatif. Source pic dari sini Gatal-gatal, biang keringat, bisul sampai bintitan, tumben-tumbenan menghinggapi anak-anak. Padahal sebelumnya nggak pernah. Mandi, seperti biasa dua kali sehari. Pakai sabun anti bakteri pula. Cuaca panas ekstrim memicu migrain. Dingin ekxtrim, eh jadi kaligata / biduren. Biasanya nggak begini. Badan mendadak ringkih. Relate dengan beberapa penyakit di atas? Saya dan keluarga mengalaminya. Belakangan rasanya badan jadi ringkih. Di antara kami ada yang jadi gampang batuk/pilek, kulitnya mendadak sensitif, acapkali terkena migrain dan penyakit lainnya. Ada apa sih? Apa pengaruh kurang kena udara segar, akibat terlalu lama di rumah aja sepanjang pandemi? NO! Ternyata bukan itu jawabannya. Nggak bisa dipungkiri bahwa 'diperam' di rumah dalam waktu lama memicu stress. Di mana stress ini bisa mengakibatkan imu

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?