Skip to main content

Peran Ayah dalam Merawat Fitrah Seksualitas Anak


 Kemarin saya ikut zoom meeting talkshow "Peran Ayah dalam Merawat Fitrah S3ksualitas Anak", yang diadakan oleh komunitas Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia. Meski kesannya ditujukan untuk para Ayah, namun para Ibu juga sebaiknya paham. Setidaknya untuk saling mengingatkan dengan suami, mana tahu mereka terlupa yakan? 

Berikut beberapa catatan saya : 

🧔 Manfaat keterlibatan Ayah

1. Mencegah/menghindarkan anak dari Mental illness

2. Melatih disiplin dan menanamkan tanggungjawab

3. Perkembangan emosional yang optimal

4. Meningkatkan rasa percaya diri

5. Mengoptimalkan prestasi di sekolah, akademik maupun non akademik (ekskul misalnya)

6. Suri tauladan sosok yang gagah berani

7. Menekan risiko anak berulah

8. Meminimalisir risiko obesitas dan gangguan psikologi

9. Meningkatkan kemampuan intelektual terutama yang berkaitan dengan problem solving dan linguistik 

🧔 Upaya perlindungan keluarga dari orientasi perilaku s3ksu4l menyimpang:

- OPSM (Orientasi Perilaku S3ksu4l Menyimpang) diantaranya melingkupi orientasi dan perilaku LaGiButeq

- SOGIE (S3xu4l Orientation Gend3r Identity and Expression), jadi platform bagi mereka dengan menggunakan dalih HAM untuk kebebasan memilih orientasi, identitas dan ekspresi terkait s3ksu4l mereka yang bertentangan dengan nilai dan norma. 

🧔 Fitrah S3ksu4litas anak terkait Ayah

- Usia 0-2th anak didekatkan dengan Ibu dalam proses menyusui, Ayah turut serta siaga mendidik, mengasuh dan mendukung proses megASI-hi

- Usia 2-7 th Ayah membersamai anak perempuan dan laki-laki agar mereka mampu mengidentifikasi g3nder dengan sesuai.

- Usia 7-11 Ayah membersamai anak laki-laki agar mereka bisa meniru fitrah Ayah yang gagah berani

- Usia 11-15 Ayah lebih banyak membersamai anak perempuan dan menjadi cinta pertama mereka agar anak tidak mudah bucin terhadap rayuan laki-laki Da

🧔 Ayah merupakan kepala sekolah yang merumuskan visi-misi keluarga, ibu adalah pelaksana. Keduanya mengevaluasi program yang ditetapkan. 

🧔 Meski sibuk mencari nafkah namun peran Ayah tetap diharap dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Secara kualitatif mungkin tak sebanyak ibu, tapi upayakan untuk memiliki quality time dengan anak demi optimalnya tumbuh kembang

Comments

Popular posts from this blog

Puluhan Hari Penuh Kenangan di SEMAI (Sedekah Makanan Indonesia)

Seburuk apapun situasi dan kondisi yang menghampiri, yakinlah akan ada hikmah tersembunyi di baliknya, hanya Allah yang tahu, sampai Dia mengizinkan kita untuk ikut mengetahuinya . Kapankah itu? Saat hati kita terbuka dan menyediakan ruang, untuk sang hikmah bertahta. Kisah ini dimulai pada Maret 2020, saat pandemi diketahui baru mendarat di negeri tercinta. Saya waktu itu sedang dipusingkan dengan mengajar anak-anak yang mendadak menjalani sekolah online. Subhanallah, jadi guru dadakan buat anak-anak sepanjang hari bukanlah hal yang mudah. Padahal saya terbiasa membantu mereka membuat pe-er atau menyimak murojaah. Tapi itu berjeda, nggak macam sekolah online, seharian!  Bukan cuma dibikin pening dengan mengajar anak-anak, di sisi lain saya juga harus beradaptasi dengan rumah tanpa ART, yang mendadak resign beberapa pekan sebelumnya. Menjalani beragam aktivitas diiringi paranoid karena pasien covid kedua di Indonesia saat itu, tinggal hanya berjarak 300 meter dari rumah kami. Tepatnya

Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan dan Solusi Membatasinya

Source pic dari sini Belakangan rasanya pilek begitu mudah menyerang. Atau sekalinya kena, eh kok bertahan lama? Cek antigen, alhamdulillah negatif. Source pic dari sini Gatal-gatal, biang keringat, bisul sampai bintitan, tumben-tumbenan menghinggapi anak-anak. Padahal sebelumnya nggak pernah. Mandi, seperti biasa dua kali sehari. Pakai sabun anti bakteri pula. Cuaca panas ekstrim memicu migrain. Dingin ekxtrim, eh jadi kaligata / biduren. Biasanya nggak begini. Badan mendadak ringkih. Relate dengan beberapa penyakit di atas? Saya dan keluarga mengalaminya. Belakangan rasanya badan jadi ringkih. Di antara kami ada yang jadi gampang batuk/pilek, kulitnya mendadak sensitif, acapkali terkena migrain dan penyakit lainnya. Ada apa sih? Apa pengaruh kurang kena udara segar, akibat terlalu lama di rumah aja sepanjang pandemi? NO! Ternyata bukan itu jawabannya. Nggak bisa dipungkiri bahwa 'diperam' di rumah dalam waktu lama memicu stress. Di mana stress ini bisa mengakibatkan imu

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?