Skip to main content

Mengasuh Tanpa Amarah

Mengasuh Tanpa Amarah, Mungkinkah?

Ringkasan Kulwapp IHBE (Islamic Home Based Education)

Jumat 3 November 2023


Apa alasan marah pada anak?

1. Sisi Anak : susah diatur, mengulang kesalahan sama, lelet, berbicara keras atau kasar, berbohong dan sikap negatif lainnya

2. Sisi Ibu : Lelah, kurang tidur, telat makan, banyak masalah, overthinking, tidak punya support system, sakit, PMS dll


Kebanyakan marah yang dahsyat disebabkan oleh alasan kedua, dari sisi ibu. Karena jika tak ada pemicu internal, ibu relatif lebih tenang menghadapi permasalahan anak. Sementara marah jika 'hanya' anak berperilaku negatif, relatif lebih terkendali.


Jadi jujurlah pada diri sendiri, apa penyebab kita marah?


Mengasuh anak adalah kewajiban. Bagaimana caranya (dengan amarah/tdk), itu pilihan.


Marah bisa dikendalikan :

1. Catat

Saat marah, catat penyebab dan seberapa keras marahnya. Misal memarahi anak yang memecahkan gelas, saat sedang PMS, marahnya sampai berteriak dan membuat anak menangis kencang sampai ngambek. Di sisi lain kejadian serupa jika tidak PMS, bisa disikapi dengan lebih tenang.


2. Ingat

Ingat ekspresi anak, kejengkelan yang memuncak, diri yang tetap lelah membereskan pecahan gelas, hubungan baik dengan anak yang tercederai. Apakah mau diulang?


3. Cegah

Persiapkan waktu PMS. Jaga tubuh agar cukup beristirahat, siapkan makanan favorit, obat/suplemen yang bisa meredakan nyeri dan lainnya yang sekiranya bisa meminimalisir efek buruk PMS


Bukan berarti gak boleh marah, tapi latih diri agar marah bisa berarti

1. Dasarnya cinta karena Allah

Marah karena alasan yang jelas misalnya khawatir anak tak punya teman jika perilakunya kasar atau tak bisa mandiri jika selalu minta dilayani


2. Memberi solusi atau kesempatan bertumbuh

Tawarkan alternatif solusi untuk anak di bawah 7th, sementara untuk yang lebih besar, ajak diskusi bagaimana sebaiknya mengatasi masalah


3. Tak menyakiti secara fisik atau psikis

Tidak memukul, mencubit, melabeli negatif, membentak dll


Cari Support System

1. Suami atau kerabat jika LDR

2. Pakar (psikolog, guru ngaji)

Tujuannya mengelola emosi baik dengan berbagi tugas untuk meringankan beban atau mengetahui penyebab mudah emosi sehingga bisa dicari solusinya.



Tazkiyatun Nafs

Membersihkan hati dari segala iri, dengki, dendam, sombong dan penyakit hati lainnya agar senantiasa ikhlas ridha atas segala takdir.

Menyadari bahwa menjadi Ibu adalah pekerjaan mulia. Nggak mudah karena hadiahnya surga, bukan voucher kuota.


Salam hangat,

Pritha Khalida 🌷


🕋 Mau belajar sekaligus berlatih Tazkiyatun Nafs dengan pakarnya di tempat terbaik di muka bumi, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi?

Ikuti Program Umrah Tazkiyatun Nafs bersama Ustadzah Sayyidah Murtafiah, insya Allah 28 Februari 2024

☎️ Info wa.me/628179279177


 

Comments

Popular posts from this blog

Puluhan Hari Penuh Kenangan di SEMAI (Sedekah Makanan Indonesia)

Seburuk apapun situasi dan kondisi yang menghampiri, yakinlah akan ada hikmah tersembunyi di baliknya, hanya Allah yang tahu, sampai Dia mengizinkan kita untuk ikut mengetahuinya . Kapankah itu? Saat hati kita terbuka dan menyediakan ruang, untuk sang hikmah bertahta. Kisah ini dimulai pada Maret 2020, saat pandemi diketahui baru mendarat di negeri tercinta. Saya waktu itu sedang dipusingkan dengan mengajar anak-anak yang mendadak menjalani sekolah online. Subhanallah, jadi guru dadakan buat anak-anak sepanjang hari bukanlah hal yang mudah. Padahal saya terbiasa membantu mereka membuat pe-er atau menyimak murojaah. Tapi itu berjeda, nggak macam sekolah online, seharian!  Bukan cuma dibikin pening dengan mengajar anak-anak, di sisi lain saya juga harus beradaptasi dengan rumah tanpa ART, yang mendadak resign beberapa pekan sebelumnya. Menjalani beragam aktivitas diiringi paranoid karena pasien covid kedua di Indonesia saat itu, tinggal hanya berjarak 300 meter dari rumah kami. Tepatnya

Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan dan Solusi Membatasinya

Source pic dari sini Belakangan rasanya pilek begitu mudah menyerang. Atau sekalinya kena, eh kok bertahan lama? Cek antigen, alhamdulillah negatif. Source pic dari sini Gatal-gatal, biang keringat, bisul sampai bintitan, tumben-tumbenan menghinggapi anak-anak. Padahal sebelumnya nggak pernah. Mandi, seperti biasa dua kali sehari. Pakai sabun anti bakteri pula. Cuaca panas ekstrim memicu migrain. Dingin ekxtrim, eh jadi kaligata / biduren. Biasanya nggak begini. Badan mendadak ringkih. Relate dengan beberapa penyakit di atas? Saya dan keluarga mengalaminya. Belakangan rasanya badan jadi ringkih. Di antara kami ada yang jadi gampang batuk/pilek, kulitnya mendadak sensitif, acapkali terkena migrain dan penyakit lainnya. Ada apa sih? Apa pengaruh kurang kena udara segar, akibat terlalu lama di rumah aja sepanjang pandemi? NO! Ternyata bukan itu jawabannya. Nggak bisa dipungkiri bahwa 'diperam' di rumah dalam waktu lama memicu stress. Di mana stress ini bisa mengakibatkan imu

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?