Skip to main content

(Jangan Jadi) Si Paling Berjuang



Ada satu masa di mana anak-anak saya mengeluh lelah sekolah.

Pelajaran susah ✅️
Guru galak ✅️
Temen nyebelin ✅️
Pe er banyak ✅️
Pengen santuy ✅️

Yang saya lakukan biasanya tahap-tahap berikut "
1. Memeluk
2. Menyuruh mereka mengungkapkan semua isi hatinya
3. Menanyakan perasaannya dan memvalidasinya
4. Bercerita kisah serupa, baik diri sendiri maupun orang lain
5. (Kalau diperlukan) nasehat, kalau nggak ya nggak

Rata-rata mereka pernah bilang, "Bunda sih gak ngerasain jadi aku. Capek tau pulang sore, tuh."

Atau, "Bunda sih gak ngerasain jadi aku, ngafal Qur'an tuh gak gampang."

Khas anak-anak, merasa diri paling berjuang. Merasa orangtuanya, terutama saya yang sehari-hari 'cuma' di rumah, menjalani kehidupan yang super mudah dan nggak lelah.

Saya lantas bertanya, "Mau bertukar? Alangkah senang Bunda kalau setiap hari tugasnya belajar, menghafal, makan, tidur ... Kamu boleh lho nyuci, jemur, belanja, masak, beres-beres. Lalu hitung sisa uang, supaya cukup untuk SPP, bekal, belanja dan lainnya kebutuhan di rumah ini."

Tentu saja mereka menggeleng. Saya peluk lagi, sambil bilang, "Bunda doain semoga Allah mudahkan smua urusan kalian."

Langsung ngerti? Ya diem sih minimal.

Nanti pas bete, ulangi lagi. Dan saya, mengulang SOP yang sama dengan sedikit modifikasi.

Biar berulang, sampai bosan. Jadi kelak pas dewasa, mereka bisa meminimalisir kalimat ini pada orang lain. Mereka mampu lebih empati terhadap hidup orang lain. Tidak mudah iri, pun tak gampang jemawa.

Salam hangat,
Pritha Khalida 🌷

Comments

Popular posts from this blog

Berhenti Menyalahkan Gen-Z, Lakukan Perbaikan

Viral video yang menyatakan para pengusaha ogah, bahkan trauma menerima #GenZ bekerja di perusahaannya. Alasannya, Gen-Z ini generasi yang attitude-nya negatif : 1. Lebay 2. Tidak Realistis baik dalam bekerja maupun menetapkan dan mencapai target 3. Tidak mau disalahkan 4. Merasa jadi semacam 'pusat dunia', kalau ada masalah orang lain yang salah/toxic  5. Mudah putus asa, daya juang rendah Really? Pertama-tama mari samakan persepsi. Berdasarkan data BPS, Gen-Z adalah generasi yang lahir sekitar 1997-2012. Sumber lain ada yg menyatakan lbh awal 1 tahun. Tapi ya udahlah anggap aja pertengahan era 90an sampai akhir 2010. Lahir di era pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat mereka memiliki karakteristik unik, seperti keterampilan digital yang kuat, kreativitas, serta keinginan untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada masyarakat. Keren kan? Tapi bagai dua sisi mata uang, kelebihan selalu disertai dengan kekurangan. Karena tumbuh dengan segala kemudahan teknologi, yang ap...

Resesi

  Kemarin saya silaturahim ke kantor salah satu mitra developer Khadeeja Property di Depok. Berdua aja sama anak gadis, saya putuskan naik KRL dan ojek. Turun di Stasiun Pondok Cina. Rasanya baru kali ini deh saya turun di situ. Beberapa kali ke Depok, kalau nggak Stasiun Depok Baru, Depok Lama ya UI.  Orang yang terbiasa stay di sekitaran stasiun pasti jeli ngeliat kalo tatapan saya waspada bangetvliat kanan-kiri, khas orang baru. Kayanya seperti inilah tatapan seorang driver ojol yang mangkal di dekat stasiun. Saat saya jalan ke pangkalan ojol, karena seperti biasa nggak boleh naik tepat di stasiunnya, seorang driver berseragam hijau menghampiri. "Ummi, sudah dapat ojek?" Sopan ia bertanya. "Belum, baru mau pesan." "Sama saya aja ya, Ummi?" "Oh boleh, bisa langsung di-pick di aplikasi ya?" "Enggak Ummi, gak usah pake aplikasi. Coba klik di situ aja alamatnya, nanti ngikut situ ongkosnya." Alarm saya mulai bunyi, be careful, gak ada bu...

Gadget, Sahabat atau Musuh bagi Fitrah untuk Bertumbuh

  Bisa membersamai guru itu rezeki tak terkira. Tahun lalu, saya mengenal Bunda Roro. Eh, bukan, kenal mah udah lama, beberapa kali nonton videonya bersama sang suami, Ustadz Harry Santosa allahuyarham. Tahun lalu itu saat akhirnya saya memutuskan ikut kuliah #fitrahbasededucation dan #fitrahbasedlife selama 3 bulan (akhirnya sih extend karena berbarengan dengan Ramadhan) Kuliah yang mensyaratkan kehadiran 90% kalau mau dapat sertifikat, maka saya pun jadi rajin. Ya bukan karena sertifikat amat sih, sayang aja gak sih udah bayar, belajar, tapi disia-siakan dengan nggak serius? Saya pengen bisa menyerap ilmunya, biar bisa dipraktekin ke diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Faktanya, belajar #fitrah memang sulit menemukan kata akhir.  To know God (Ma'rifatullah) To do Good (Good life) And to Accept the True Knowledge (Ilmu - Kitabullah) Ilmu yang harus terus dipelajari dan diperbaharui sampai akhir hayat. Sore tadi saya berkesempatan membersamai Bunda Roro sebagai Host di sala...