Skip to main content

Rezeki dari Arah yang Tak Disangka

 


Malam ini saya tiba-tiba teringat, bahwa saya belum membayar jasa desain pada seorang teman baik. Jasa yang hampir selalu ditolaknya, karena menurut dia, "Segitu doang, gak usah." 

Tapi tetap saya bayar, karena mendesain bukan perkara mudah, kan? Ini perkara mengharga skill dan tenaga seseorang.

Setelah transfer, jawaban chat dia berbeda dari biasanya, "Apaan sih repot-repot? Makasih lho."

"AllahuAkbar! Makasih, Mbak!" Begitulah jawabannya tadi.

"Lagi perlu (uang) banget ya? Lain kali bilang, saya bener-bener lupa, maaf."

"Nggak, itu sebenernya memang gak akan kutagih. Tapi, hari ini aku bingung. Sebentar lagi harus bayar kost, uangnya kurang. Jadi lengkap sekarang. Alhamdulillah, rizkiminAllah."

Saya terhenyak. Ya Allah ya Rabb. Saya beberapa kali mengalami hal serupa dengannya, perkara rezeki dari arah yang tak terduga ini. Udah mentok harus membayar sesuatu, dimana uangnya tak mencukupi meski sudah dikumpulkan celengan dari berbagai penjuru lemari dan bawah bantal.

Eh tiba-tiba, "Teh Pritha, bisa ngisi kulwapp parenting nggak? Tapi kami adanya budget sekian. Berkenan?"

Fyi, saya nggak pernah mematok tarif ya untuk kulwapp, asal waktunya cocok, insya Allah hayuk aja. Sadar diri lah, masih jauh dari level pakar. 

Lalu genaplah jumlah uang yang dibutuhkan.

Atau saat saya butuh beli sesuatu, tapi dananya belum ada. Lagi-lagi tiba-tiba, "Mbak Prith, mau review produk X nggak? Bayarannya sekian."

Pas banget dengan harga sesuatu yang dibutuhkan itu.

Atau tiba-tiba menang lomba nulis, yg mana saya aja udah lupa kapan ikutannya.

Ah sungguh, hanya Allah yang tak pernah ingkar.

"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (QS. At Talaq : 3)

Relate? Boleh banget berbagi kisah di komen. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman yang baca.

Untuk teman-teman yang sedang lapang rezekinya, saya mengajak, yuk jadilah 'perantara' Allah sebagai asbab rezeki tak terduga bagi orang lain. 

Allah akan catat dan bayar tunai dengan pahala terbaik di bulan mulia ini. 


Salam hangat,

Pritha Khalida 🍓

Comments

Popular posts from this blog

Puluhan Hari Penuh Kenangan di SEMAI (Sedekah Makanan Indonesia)

Seburuk apapun situasi dan kondisi yang menghampiri, yakinlah akan ada hikmah tersembunyi di baliknya, hanya Allah yang tahu, sampai Dia mengizinkan kita untuk ikut mengetahuinya . Kapankah itu? Saat hati kita terbuka dan menyediakan ruang, untuk sang hikmah bertahta. Kisah ini dimulai pada Maret 2020, saat pandemi diketahui baru mendarat di negeri tercinta. Saya waktu itu sedang dipusingkan dengan mengajar anak-anak yang mendadak menjalani sekolah online. Subhanallah, jadi guru dadakan buat anak-anak sepanjang hari bukanlah hal yang mudah. Padahal saya terbiasa membantu mereka membuat pe-er atau menyimak murojaah. Tapi itu berjeda, nggak macam sekolah online, seharian!  Bukan cuma dibikin pening dengan mengajar anak-anak, di sisi lain saya juga harus beradaptasi dengan rumah tanpa ART, yang mendadak resign beberapa pekan sebelumnya. Menjalani beragam aktivitas diiringi paranoid karena pasien covid kedua di Indonesia saat itu, tinggal hanya berjarak 300 meter dari rumah kami. Tepatnya

Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan dan Solusi Membatasinya

Source pic dari sini Belakangan rasanya pilek begitu mudah menyerang. Atau sekalinya kena, eh kok bertahan lama? Cek antigen, alhamdulillah negatif. Source pic dari sini Gatal-gatal, biang keringat, bisul sampai bintitan, tumben-tumbenan menghinggapi anak-anak. Padahal sebelumnya nggak pernah. Mandi, seperti biasa dua kali sehari. Pakai sabun anti bakteri pula. Cuaca panas ekstrim memicu migrain. Dingin ekxtrim, eh jadi kaligata / biduren. Biasanya nggak begini. Badan mendadak ringkih. Relate dengan beberapa penyakit di atas? Saya dan keluarga mengalaminya. Belakangan rasanya badan jadi ringkih. Di antara kami ada yang jadi gampang batuk/pilek, kulitnya mendadak sensitif, acapkali terkena migrain dan penyakit lainnya. Ada apa sih? Apa pengaruh kurang kena udara segar, akibat terlalu lama di rumah aja sepanjang pandemi? NO! Ternyata bukan itu jawabannya. Nggak bisa dipungkiri bahwa 'diperam' di rumah dalam waktu lama memicu stress. Di mana stress ini bisa mengakibatkan imu

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?