Tempo hari di wa group kelas Ustadz Aad, ada orang yang posting buku jualannya sekaligus banyak. Rata-rata buku anak dan atau buku bertema Islami.
Saya perhatikan yang posting bukan admin. Karena hampir smua adminnya saya kenal baik. Segera saja saya japri admin. Apalagi sudah ada peserta kelas yang berminat beli, nanya kontak kemana?
Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya di grup-grup lain, sudah berkali-kali ada melakukan hal serupa. Tiba-tiba posting banyak iklan buku berharga murah.
Siapa sih yang gak tertarik sama diskon? Apalagi buat yang suka baca atau pengen anaknya suka buku.
Admin gercep menghapus, mengeluarkan dan bikin warning, hati-hati terhadap iklan-iklan buku murah seperti itu. Karena ternyata adminnya juga pernah kena modus seperti itu! Pesan dan nggak dikirim.
"Lagian bukan cuma perkara ni-pu, Teh Pritha. Tapi yang kaya gini tuh gak punya adab. Ini grup siapa, tujuannya apa, eh main posting jualan." Begitu kata admin.
Iya, bener banget!
Nggak lama dari warning admin, ada anggota WAG lainnya yang kasih testimoni serupa, mengalami peni-puan melalui promo kitab super murah di wa group.
Menyusul ada yang mengecek nomor tersebut di app Get contact lalu menemukan namanya di-save sebagai 'Peni-pu jua-lan buku' dan sebutan-sebutan lain yang bahkan kasar. Mungkin saking jengkelnya orang yang terti-pu. Bukan tidak mungkin karena murah, dia beli sekaligus banyak untuk dijual lagi, yakan?
Subhanallah, orang nyari uang bisa kaya gitu banget sih ya? Mana PP nya ibu-ibu berhijab pula. Entah itu foto asli atau dapat nyomot agar orang percaya.
Jadi manteman, please hati-hati kalau mau beli buku. Amannya sih beli di teman yang kenal, kaya ke sini https://t.me/+D6CcvSaBNPwyZmRl #eh
Kalau di marketplace, bisa di official atau toko buku lain dengan rating yang tinggi. Yang kedua juga doa banyak-banyak. Soalnya temen saya pernah beli dari toko yang menurut dia meyakinkan, eh taunya buku bajakan.
"Padahal harganya gak murah-murah amat, Prit. Masih disc yang wajar lah," katanya sambil nunjukin halaman buku yang cetakannya tebal hitam macam fotokopian.
Subhanallah ...
Tapi saya jadi belajar beberapa hal dari kasus ini :
1. Masih cukup banyak orang Indonesia yang suka buku fisik, meski trend mulai beralih ke digital
2. Buku bagus itu masih sangat dicari banyak orang
3. Para peni-pu tau fakta di atas dan mereka 'cerdas' untuk jua-lan di group yang berkaitan dengan kelas belajar atau literasi
Saya jadi curiga, yang kaya gini tuh sindi-kat. Ada boss atau coach-nya. Yang mengedukasi mereka dan berbagi hasil ti-puan. Makin merinding gak sih? Di mana letak keberkahannya?
Kalau di luar negeri (saya lupa negara mana), ada toko buku yang kalau malam meletakkan buku-bukunya di luar toko tanpa khawatir, karena berpikir kalau orang yang suka baca gak akan menc-uri dan penc-uri gak akan ngambil buku.
Sepertinya belum bisa diterapkan di sini dalam kondisi sekarang. Para oknum itu tetap menc-uri, bukan buat dibaca tapi dijual murah.
Salam hangat,
Pritha Khalida 🌷
Comments
Post a Comment